The ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR

ANALYSIS OF IRRIGATION WATER REQUIREMENTS IN IRRIGATION AREA IN KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN EAST BARITO

Authors

  • Erisa Izdihar Balqis UNIVERSITY OF PALANGKA RAYA
  • Haiki Mart Yupi Universitas Palangka Raya
  • Hendro Suyanto Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.36277/transukma.v4i2.102

Abstract

Kebutuhan air irigasi merupakan tahap penting untuk mengetahui sumber air yang ada apakah dapat memenuhi kebutuhan air irigasi atau tidak. Jika dapat memenuhi bahkan air yang ada pada sumber terjadi kelebihan air (surplus) maka dapat dilakukan perluasan lahan irigasi sesuai dengan rencana Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Barito Timur, apabila air yang ada pada sumber kekurangan air (defisit) maka perlu dilakukan usaha agar sawah tetap mendapatkan air. Suplai air untuk irigasi Karau berasal dari Bendung Karau yang mengairi irigasi seluas 3.794 Ha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan air irigasi agar mengetahui nilai kebutuhan air irigasi maksimum dan minimum dengan dua cara perhitungan yaitu cara manual (konsep KP-01) dan perhitungan dengan menggunakan software CROPWAT Version 8.0. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan manual kebutuhan irigasi maksimum Sebesar 3,56 m3/dt pada bulan Juli awal tengah bulan pertama, sedangkan untuk perhitungan CROPWAT Version 8.0 kebutuhan irigasi maksimum diperoleh sebesar 5,03 m3/dt yaitu pada bulan Juli sepuluh hari terakhir. Untuk kebutuhan irigasi minimum berdasarkan perhitungan manual diperoleh sebesar -0,02 m3/dt yaitu pada bulan Februari awal tengah bulan pertama, sedangkan untuk perhitungan CROPWAT Version 8.0 kebutuhan irigasi minimum diperoleh sebesar 0,09 m3/dt yaitu pada bulan Juni sepuluh hari terakhir.

 

Irigation water requirements is an important step to be known the existing water source can fulfill irigation water requirements or can not fulfill. If it is able to fulfill even the existing water at the source of excess water (surplus), it is possible to expand the irrigated land according to the plan of the Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) East Barito District, if the water at the source is water shortage (deficit), it is necessary to make efforts so that the rice fields still gets water. The water supply for Karau irrigation comes from the Karau Dam, which irrigates an area of 3,794 ha. The purpose of this study was to analyze the irrigation water requirements to determine the value of the maximum and minimum irrigation water requirements with two calculation methods, it is the manual method (KP-01 concept) and the calculation using CROPWAT Version 8.0 software. The results manual calculations (KP-01 Concept) maximum irrigation requirement was 3.56 m3/sec in early July the first half of the month, while for the calculation of CROPWAT Version 8.0 the maximum irrigation requirement was 5.03 m3/sec in July the last ten days. For minimum irrigation requirements based on manual calculations (KP-01 Concept) the minimum irrigation requirement was -0.02 m3/sec in early February the first half of the month, while for the calculation of CROPWAT Version 8.0 the minimum irrigation requirement was 0.09 m3/sec in June last ten days.

References

Anonim. Example of The Use of CROPWAT 8.0.

Anonim. (2019). Peta Administrasi Kabupaten Barito Timur. Barito Timur: DPU.

Bardan, Mochammad. (2014). Irigasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Direktorat Jendral Sumber Daya Air. (1986). Standar Perencanaan Irigasi, Jakarta.

Direktorat Jendral Sumber Daya Air. (2010). Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01, Jakarta.

Doorenbos, J and Pruitt, W. O. (1977). Fao Irrigation And Drainage Paper 24 Guidlines for predicting crop water requirements. Food And Agriculture Organization Of The United Nations, Rome.

Kamiana, I Made. (2012). Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Mawardi, Erman. (2007). Desain Hidrolik Bangunan Irigasi. Alfabeta, Jakarta.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006. Irigasi.

Prijono, Sugeng. (2012). Irigasi dan Drainase (BAB IV. Aplikasi CROPWAT 8.0). Fakultas Pertanian.

Priyonugroho, Anton. (2014). “Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang)â€. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. Universitas Sriwijaya. Vol. 2, No. 3, 457-470.

Richard G. Allen, Luis S. Pereira. Dirk Raes, Martin Smith. (1998). Fao Irrigation And Drainage Paper No.56 Crop Evapotranspiration (guidlines for computing crop water requirements). Food And Agriculture Organization Of The United Nations, Rome.

Sidharta, SK. (1997). Irigasi dan Bangunan Air. Gunadarma, Jakarta.

Soemarto, CD. (1987). Hidrologi Teknik. Usaha Nasional, Surabaya.

Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda. (2003). Hidrologi untuk Pengairan. Pradyna Paramita, Jakarta.

Tumiar K. Manik, R. Bustomi Rosadi, Agus K. (2012). Evaluasi Metode Penman-Monteith dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ETo) di Dataran rendah Propinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Keteknikan Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.

Wiyono, Agung. (2000). Catatan Kuliah Pengembangan Sumber Daya Air. Departemen Teknik Sipil ITB, Bandung.

Downloads

Published

2022-06-19