ANALISA TARIF IDEAL ANGKUTAN BARANG LINTAS BANJARMASIN – PALANGKA RAYA

Authors

  • Abdurrahman Abdurrahman Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
  • Ruliana Febrianty Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari

Keywords:

Angkutan, Tarif dan Operasional

Abstract

Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, kebutuhan akan angkutan barang juga meningkat dengan konsekuensi logis yang akan terjadi pada angkutan barang yaitu meningkatnya nilai tambah harga suatu barang. Mengingat nilai finansial yang akan terjadi dalam pergerakan transportasi barang maka penentuan tarif angkutan barang sangat dominan sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan karena kebijakan tarif mempunyai dampak luas dalam aplikasi angkutan barang. Dalam perhitungan biaya (tarif angkutan) barang menggunakan pendekatan biaya produksi kendaraan artinya tarif angkutan barang tersebut ditetapkan berdasarkan biaya operasional kendaraan ditambah dengan sejumlah presentase pengelolaan dan keuntungan yang diperkenankan. Studi kasus ini meninjau tarif angkutan barang khusus rute Banjarmasin – Palangka Raya sepanjang ± 196 km dengan angkutan darat. Dimana dalam kasus ini akibat tarif yang rendah menyebabkan kecenderungan pemilik jasa transportasi menambah jumlah muatan angkutan, maka salah satu dampak yang ditimbulkan terhadap prasarana jaringan jalan adalah tidak tercapainya umur rencana jalan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk biaya konstruksi jalan yang ditimbulkan cukup besar. Perhitungan tarif angkutan berdasarkan mengacu pada pedoman teknis penentuan tarif angkutan barang dan penumpang dari Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dengan tiga komponen dasar yaitu biaya kepemilikan, biaya tetap dan biaya operasional kendaraan, dari kombinasi ketiga komponen tersebut didapatkan nilai angkutan barang dari Banjarmasin – Palangka Raya sebesar Rp.681.39 sehingga perusahaan expedisi dapat menentukan tarif sesuai dengan tingkat pelayanannya kepada pengguna jasa agar pengguna jasa bisa mempertimbangkan ke perusahaan expedisi mana dia merasa barangnya aman, nyaman, ekonomis dan sampai tepat waktu.

References

Arsyad, Muhammad. (2002). Penentuan Kapasitas Optimum Angkutan Kota Berdasarkan Demand Fluktuatif, Tesis Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Dehen, Kresna. (2003). Analisis Kebutuhan Angkutan Umum Antar Kota. Tesis Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Kanafani.Adib.(1983).Transportation Demand Analysis. Mc.Graw-Hill Book Company.

Kensuke,Yanagiya. (1990). Feasibility Study On the Cikampek-Cirebon Tollway Project, Final Report, Jakarta International Agency, Jakarta.

Morlok, Edward K. (1985). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, terjemahan oleh: Johan K.Haini, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pignataro. Louis J. (1980). Traffic Engineering Theory and Practice.

Radam, Iphan F. (2000). Biaya Operasi Kendaraan Bus Kota di Surabaya Sebagai Fungsi Dari Tundaan, Tesis Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Siregar, Muctarudin, (1990) Ekonomi dan Management Pengangkutan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

SK. No. 274/HK.105/DRJD/96. (1996). Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam trayek Tetap dan Teratur, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

SK.No. 1184/PR.30l/DRJD/2002. (2002). Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Tarif Jarak Batas Atas dan Bawah Angkutan Penumpang Mobil Bus Umum Kelas Ekonomi Pada Trayek Antar Kota Antar Provinsi Di Seluruh Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

UU No l4. (1992). Undang-Undang No. 14 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, (Lembaran Negara tahun 1992 No 49, Tambahan lembaran negara nomor 3480).

Published

2017-06-10